Jumat, 29 November 2013

Karya Tulis BBLR


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang kesehatan, semakin bertambah pula permasalahan – permasalahan yang di hadapi dalam bidang kesehatan. Jika di amati dengan baik seharusnya dengan semakin bertambahnya ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang kesehatan, semakin berkurang pula masalah – masalah kesehatan yang muncul. Tapi kenyataannya berkata lain, yang muncul sekarang terutama di Negara Republik Indonesia ini masalah – masalah kesehatan belum bisa teratasi dengan baik. Dengan contoh, dapat dilihat angka kemataian ibu dan bayi dari tahun ketahun semakin bertambah dengan berbagai peyebab kematian yang berbeda – beda. Salah satunya banyak ibu yang melahirkan dengan BBLR (berat bayi lahir rendah), yang mengakibatkan kematian pada bayi.
Prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) menurut WHO pada tahun 2011 diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran di dunia dengan batasan 3,3%-38% dan lebih sering terjadi di negara-negara berkembang atau sosio-ekonomi rendah. Secara statistik menunjukkan 90% kejadian BBLR didapatkan di negara berkembang dan angka kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada bayi dengan berat lahir lebih dari 2500 gram. BBLR termasuk faktor utama dalam peningkatan mortalitas, morbiditas dan disabilitas neonatus, bayi dan anak serta memberikan dampak jangka panjang terhadap kehidupannya dimasa depan (WHO, 2011).  Angka kejadian di Indonesia Angka kejadian BBLR di Indonesia adalah 10,5% masih diatas angka rata-rata Thailand 9,6% dan Vietnam 5,2%, (http://kuliahbidan.wordpress.com). Tahun 2011 diketahui bahwa jumlah bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di Jawa Timur mencapai 3,32% yang diperoleh dari presentase 19.712 dari 594.461 bayi baru lahir yang di timbang, dan angka kematian neonatal dari data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur yang tertinggi disebabkan karena BBLR yaitu mencapai 38,03% di banding penyebab kematian neonatal lain (Laporan Dinkes Kab. / Kota).
Sebagian besar dari masalah bayi baru lahir adalah sering timbul pada periode perinatal. Masalah-masalah ini bukan hanya bisa menyebabkan kematian, tetapi juga besarnya angka kecacatan dan angka penyakit. (WHO, 1996).
BBLR adalah neonatus dengan berat badan lahir pada saat kelahiran kurang dari 2.500 gram (2499 gram). (Abdul Bari Saifuddin, 2001). Dahulu dengan neonatus yang berat badan lahir kurang dari 2500 gram ataupun dengan lahir 2500 gram disebut dengan premature. Pada tahun 1964 oleh WHO semua bayi yang baru lahir dengan berat lahir kurang dari 2500 gram disebut Low Birth Weight Infants (BBLR). (Yushananta, 2001)
BBLR adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir. (Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2004).
Kini telah banyak digunakan oleh Negara – Negara berkembang di dunia, dalam menangani masalah BBLR yaitu menggunakan metode kangguru. Metode kangguru ini sendiri adalah Menurut Paranesia (2005) adalah” cara merawat bayi dalam keadaan telanjang (hanya memakai popok dan topi) di letakkan secara tegak/vertikal di dada antara kedua payudara ibu, sehingga terjadi kontak kulit bayi dengan kulit ibu secara kontinyu dan bayi memperoleh panas sesuai suhu ibunya melalui proses konduksi”.
  Metode ini lebih membuktikan dalam meningkatkan berat badan BBLR dari pada menggunakan incubator pada BBLR. Caranyapun mudah dilakukan oleh masyarakat, bisa di lakukan di rumah sakit ataupun di rumah..
Seorang bayi yang lahir prematur, umumnya akan diletakkan ke dalam inkobator agar suhu tubuhnya tetap normal serta diberi bantuan oksigen untuk pernafasan. Selain inkubator suhu tubuh bayi dapat dipertahankan kehangatannya dengan metode kanguru. Dulu metode ini dianggap hanya untuk orang miskin karena kalau orang kaya diletakkan di inkubator, tapi berdasarkan pengalaman, hasilnya malah lebih efektif metode kanguru (Rahmi, 2008).
Setelah beberapa penelitian dilakukan membuktikan bahwa metode kangguru ini banyak manfaatnya, diantaranya adalah :
1.         Menstabilkan suhu tubuh, denyut jantung, dan pernapasan bayi
2.         Meningkatkan hubungan emosi ibu-anak
3.         Meningkatkan pertumbuhan dan berat badan bayi lebih baik lagi
4.         Bayi menjadi tidak berlama-lama menangis
5.         Memperbaiki keadaan emosi ibu dan bayi
6.         Meningkatkan produksi ASI
7.         Menurunkan resiko infeksi selama dalam perawatan di rumah sakit
8.         Mempersingkat masa rawat di rumah sakit

B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dengan semakin bertambahnya angka kematian pada bayi dengan BBLR di dunia maupun di Indonesia dan kini telah muncul metode yang lebih mudah untuk dilakukan baik oleh ibu ataupun rumah sakit yaitu metode kanguru, maka rumusan masalah pada studi kasus ini adalah “bagaimana penerapan metode kangguru dalam mengatasi BBLR”.

C.      Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut:
1.         Tujuan Umum
Dibuktikannya  metode kangguru untuk mengatasi masalah suhu tubuh pada bayi BBLR.
2.         Tujuan Khusus
Diketahuinya definisi BBLR, Penyebab dari BBLR, epidemiologi dari BBLR, dan cara perawatan BBLR dengan metode kanguru beserta manfaatnya.

D.      Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari hasil penulisan karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut:
1.         Untuk mengetahui tentang perkembangan manfaat metode kanguru dalam mata kuliah maternitas. \
2.         Untuk ibu yang mempunyai BBLR ataupun ibu yang masih mengandung dapat mengetahui cara yang lebih mudah yang dapat digunakan bila terjadi BBLR.
3.         Bagi tenaga kesehatan, dan sarana – sarana kesehatan yang ada metode kangguru ini adalah metode yang paling mudah digunakan selain incubator.