BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Semakin berkembangnya ilmu
pengetahuan dan teknologi dibidang kesehatan, semakin bertambah pula
permasalahan – permasalahan yang di hadapi dalam bidang kesehatan. Jika di
amati dengan baik seharusnya dengan semakin bertambahnya ilmu pengetahuan dan
teknologi dalam bidang kesehatan, semakin berkurang pula masalah – masalah
kesehatan yang muncul. Tapi kenyataannya berkata lain, yang muncul sekarang
terutama di Negara Republik Indonesia ini masalah – masalah kesehatan belum
bisa teratasi dengan baik. Dengan contoh, dapat dilihat angka kemataian ibu dan
bayi dari tahun ketahun semakin bertambah dengan berbagai peyebab kematian yang
berbeda – beda. Salah satunya banyak ibu yang melahirkan dengan BBLR (berat
bayi lahir rendah), yang mengakibatkan kematian pada bayi.
Prevalensi bayi berat lahir rendah
(BBLR) menurut WHO pada tahun 2011 diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran di
dunia dengan batasan 3,3%-38% dan lebih sering terjadi di negara-negara
berkembang atau sosio-ekonomi rendah. Secara statistik menunjukkan 90% kejadian
BBLR didapatkan di negara berkembang dan angka kematiannya 35 kali lebih tinggi
dibanding pada bayi dengan berat lahir lebih dari 2500 gram. BBLR termasuk
faktor utama dalam peningkatan mortalitas, morbiditas dan disabilitas neonatus,
bayi dan anak serta memberikan dampak jangka panjang terhadap kehidupannya
dimasa depan (WHO, 2011).
Angka kejadian di Indonesia Angka kejadian BBLR di Indonesia adalah
10,5% masih diatas angka rata-rata Thailand 9,6% dan Vietnam 5,2%, (http://kuliahbidan.wordpress.com).
Tahun 2011 diketahui bahwa jumlah bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
di Jawa Timur mencapai 3,32% yang diperoleh dari presentase 19.712 dari 594.461
bayi baru lahir yang di timbang, dan angka kematian neonatal dari data Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Timur yang tertinggi disebabkan karena BBLR yaitu
mencapai 38,03% di banding penyebab kematian neonatal lain (Laporan Dinkes Kab.
/ Kota).
Sebagian besar dari masalah bayi
baru lahir adalah sering timbul pada periode perinatal. Masalah-masalah ini
bukan hanya bisa menyebabkan kematian, tetapi juga besarnya angka kecacatan dan
angka penyakit. (WHO, 1996).
BBLR adalah neonatus dengan berat badan lahir pada saat
kelahiran kurang dari 2.500 gram (2499 gram). (Abdul Bari Saifuddin, 2001).
Dahulu dengan neonatus yang berat badan lahir kurang dari 2500 gram ataupun
dengan lahir 2500 gram disebut dengan premature. Pada tahun 1964 oleh WHO semua
bayi yang baru lahir dengan berat lahir kurang dari 2500 gram disebut Low Birth
Weight Infants (BBLR). (Yushananta, 2001)
BBLR adalah bayi dengan berat lahir
kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi. Berat lahir adalah berat
bayi yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir. (Ikatan Dokter Anak
Indonesia, 2004).
Kini telah banyak digunakan oleh
Negara – Negara berkembang di dunia, dalam menangani masalah BBLR yaitu
menggunakan metode kangguru. Metode kangguru ini sendiri adalah Menurut
Paranesia (2005) adalah”
cara merawat
bayi dalam keadaan telanjang (hanya memakai popok dan topi) di letakkan secara
tegak/vertikal di dada antara kedua payudara ibu, sehingga terjadi kontak kulit
bayi dengan kulit ibu secara kontinyu dan bayi memperoleh panas sesuai suhu
ibunya melalui proses konduksi”.
Metode ini lebih membuktikan dalam meningkatkan berat badan BBLR dari
pada menggunakan incubator pada BBLR. Caranyapun mudah dilakukan oleh
masyarakat, bisa di lakukan di rumah sakit ataupun di rumah..
Seorang bayi yang lahir prematur,
umumnya akan diletakkan ke dalam inkobator agar suhu tubuhnya tetap normal
serta diberi bantuan oksigen untuk pernafasan. Selain inkubator suhu tubuh bayi
dapat dipertahankan kehangatannya dengan metode kanguru. Dulu metode ini
dianggap hanya untuk orang miskin karena kalau orang kaya diletakkan di
inkubator, tapi berdasarkan pengalaman, hasilnya malah lebih efektif metode
kanguru (Rahmi, 2008).
Setelah beberapa penelitian
dilakukan membuktikan bahwa metode kangguru ini banyak manfaatnya, diantaranya
adalah :
1.
Menstabilkan suhu
tubuh, denyut jantung, dan pernapasan bayi
2.
Meningkatkan hubungan
emosi ibu-anak
3.
Meningkatkan
pertumbuhan dan berat badan bayi lebih baik lagi
4.
Bayi menjadi tidak
berlama-lama menangis
5.
Memperbaiki keadaan
emosi ibu dan bayi
6.
Meningkatkan produksi
ASI
7.
Menurunkan resiko
infeksi selama dalam perawatan di rumah sakit
8.
Mempersingkat masa
rawat di rumah sakit
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang dengan
semakin bertambahnya angka kematian pada bayi dengan BBLR di dunia maupun di
Indonesia dan kini telah muncul metode yang lebih mudah untuk dilakukan baik oleh
ibu ataupun rumah sakit yaitu metode kanguru, maka rumusan masalah pada studi
kasus ini adalah “bagaimana penerapan metode kangguru dalam mengatasi BBLR”.
C. Tujuan
Penulisan
Adapun tujuan penulisan ini adalah
sebagai berikut:
1.
Tujuan Umum
Dibuktikannya metode
kangguru untuk mengatasi masalah suhu tubuh pada bayi BBLR.
2.
Tujuan Khusus
Diketahuinya definisi BBLR, Penyebab dari BBLR, epidemiologi
dari BBLR, dan cara perawatan BBLR dengan metode kanguru beserta manfaatnya.
D. Manfaat
Penulisan
Adapun manfaat dari hasil penulisan
karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut:
1.
Untuk mengetahui tentang
perkembangan manfaat metode kanguru dalam mata kuliah maternitas. \
2.
Untuk ibu yang mempunyai BBLR
ataupun ibu yang masih mengandung dapat mengetahui cara yang lebih mudah yang
dapat digunakan bila terjadi BBLR.
3.
Bagi tenaga kesehatan, dan sarana –
sarana kesehatan yang ada metode kangguru ini adalah metode yang paling mudah
digunakan selain incubator.