Sabtu, 24 Januari 2015

UPAYA PENINGKATAN STATUS GIZI BALITA

Upaya Peningkatan Status Gizi Balita

Program pemerintah untuk menurunkan kasus gizi buruk tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2005-2009. Kegiatan yang dilakukan antara lain meningkatkan
cakupan deteksi dini gizi buruk melalui penimbangan balita di posyandu, meningkatkan cakupan dan kualitas tatalaksana gizi buruk di tingkat puskesmas/rumah sakit dan rumah tangga. Menyediakan PMT-Pemulihan
kepada balita kurang gizi dari keluarga miskin, meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan ibu dalam memberikan asupan gizi pada anak (ASI/MPASI) serta memberikan kapsul vitamin A.

Disamping upaya tersebut diatas, Pemerintah juga melakukan sosialisasi perbaikan pola asuh pemeliharaan balita, seperti promosi pemberian ASI secara eksklusif pada bayi sampai usia 6 bulan dan rujukan dini kasus gizi kurang. Karena sampai saat ini perilaku ibu dalam menyusui secara eksklusif masih rendah yaitu baru mencapai 39% dari seluruh ibu yang menyusui bayi 0 – 6 bulan. Hal tersebut merupakan penyebab tak langsung dari masalah gizi pada anak balita.

Menurut WHO, cara pemulihan gizi buruk yang paling ideal adalah dengan rawat inap di rumah sakit, tetapi pada kenyataannya hanya sedikit anak dengan gizi buruk yang di rawat di rumah sakit, karena berbagai alasan. Salah satu contohnya dari keluarga yang tidak mampu, karena rawat inap memerlukan biaya yang besar dan dapat mengganggu sosial ekonomi sehari-hari. Alternatif untuk memecahkan masalah tersebut
dengan melakukan penatalaksanaan balita gizi buruk di posyandu dengan koordinasi penuh dari puskesmas. Oleh karena itu Pemerintah membentuk Tim Asuhan Gizi yang terdiri dari dokter, perawat, bidan, ahli gizi, serta dibantu oleh tenaga kesehatan yang lain. Diharapkan dapat memberikan penanganan yang cepat dan
tepat pada kasus gizi buruk baik di tingkat puskesmas maupun di rumah sakit, untuk membantu pemulihan kasus gizi buruk pada anak balita.

Bidan sebagai tenaga kesehatan harus selalu memberikan konseling dan penyuluhan tentang pentingnya pemberian gizi yang tepat sesuai dengan usia dan perkembangannya. Konseling tentang gizi balita bisa dilakukan ketika posyandu diadakan, ketika ibu balita berkunjung ke bidan desa untuk menggunakan KB. Disamping itu hendaknya tenaga kesehatan selalu memberikan penyadaran tentang pentingnya pemberian nutrisi tepat untuk balitanya. Hal itu bisa dilakukan melalui penyuluhan rutin, penyebaran leaflet dan pemasangan spanduk yang berhubungan dengan pemenuhan asupan nutrisi. Kegiatan ini diupayakan dilakukan secara berkala dan terus menerus agar ibu termotivasi untuk memberikan makanan tambahan sesuai dengan kebutuhan dan jadwal pemberian makanan .

UJI VALIDITAS

Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kevalidan dari instrumen (kuesioner) yang digunakan dalam pengumpulan data yang diperoleh dengan cara mengkorelasi setiap skor variable jawaban responden dengan total skor masing-masing variabel, kemudian hasil korelasi dibandingkan dengan nilai kritis pada taraf siginifikan 0,05 dan 0,01. Tinggi rendahnya validitas instrumen akan menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud.
Adapun perhitungan korelasi product moment, dengan rumus seperti yang dikemukakan oleh Arikunto (1998):

Dimana:
r           = Koefisien korelasi
n          = Banyaknya sampel
x          = Skor masing-masing item
y          = Skor total variabel
Ilustrasi:
Kita kembali ke data yang diambil dari responden yang pernah menginap di penginapan bungalow “X”. Skor menggunakan skala likert untuk beberapa atribut yang diukur pada bungalow “X” antara lain pelayanan, kenyamanan, kelengkapan, akses, dan tarif. Berikut adalah skor yang diberikan oleh 30 pengunjung. Dengan skala yang menyatakan 1=sangat buruk, 2=buruk, 3=baik, 4=sangat baik. Analisis dijalankan dengan perangkat lunak SPSS 17.00 for windows.

mohon maaf jika kebetulan ada nama yang sama, karena ilustrasi ini hanya fiktif belaka,,hehehe kayak sinetron ya..tapi beneran.
Tahapan pengujian:
1. Tahap pertama setelah data masuk di jendelas SPSS adalah dengan pilih di menubar Analyze-correlate-bivariate, lalu klik seperti berikut:

2. Setelah itu pada kotak dialog pindahkan semua atribut ke kolom variables yang ditunjuk tanda panah dengan mengklik tanda panah dalam lingkaran seperti berikut, lalu klik OK:
Jangan lupa untuk men-checklist pearson, two-tailed, dan flag significant correlation:

Output:




Dari output yang dihasilkan korelasi antar variabel dengan nilai total masing-masing signifikan pada nilai kritik 0,05.

PEMBERSIH GENETALIA

Pembersih Genetalia


a.    Pembersih Daerah Genetalia Eksterna
Tinggal didaerah tropis yang panas membuat kita sering berkeringat, keringat ini membuat tubuh kita lembab, terutama pada organ seksual dan reproduksi. Akibatnya bakteri mudah berkembang biak dan ekosistem di vagina terganggu sehingga menimbulkan bau tidak sedap serta infeksi, untuk itulah kita perlu menjaga keseimbangan ekosistem vagina (Septian, 2009).
Ekosistem vagina adalah lingkaran kehidupan yang ada di vagina. Ekosistem ini dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu pathogen dan laktobasillus (bakteri baik) jika keseimbangan ini terganggu, baktei laktobasillus akan mati dan bakteri pathogen akan tumbuh subur dan bakteri pathogen ekosistem vagina adalah penggunaan sabun pembersih organ intim yang terlalu sering. Sangat banyak pilihan produk pembersih vagina di pasaran, bahkan, hampir setiap hari bermunculan iklan yang menawarkan khasiat ampuh produk pembersih vagina itu. Dari sekian banyak merek yang beredar rata-rata memiliki tiga bahan dasar (Septian, 2009).
1)    Yang berasal dari ekstrak daun sirih yang sangat efektif sebagai anti septik, membasmi jamur candida albicans dan mengurangi sekresi cairan pada vagina. Jika pembersih berbahan daun sirih ini digunakan dalam waktu lama, semua bakteri di vagina ikut mati, termasuk bakteri laktobasillus sehingga keseimbangan ekosistem menjadi terganggu.
2)    Produk - produk pembersih kewanitaan yang mengandung bahan providone. Bahan ini merupakan anti infeksi untuk terapi jamur dan berbagai bakteri. Efek samping yang mengandung bahan ini adalah reaksi alergi berat. Biasanya mengandung providone iodine sekitar 1% yang tergolong antiseptik kuat.
3)    Produk yang merupakan kombinasi laktoserum dan asam laktat laktoserum berasal dari hasil fermentasi susu sapi dan mengandung senyawa laktat - laktosa sebagai nutrisi yang diperlukan untuk ekosistem vagina. Sedangkan asam laktat berfungsi menjaga tingkat PH di vagina pada kisaran 3,8 – 4,2.
Didalam vagina terdapat berbagai macam bakteri 95% laktobasillus, 5% Pathogen, dalam ekosistem vagina seimbang, bakteri pathogen tidak akan mengganggu. Misalnya tingkat keasaman menurun. Pertahanan alamiah turun dari rentan mengalami infeksi. (Junita, 2009)
Sedangkan penggunaan sabun pembersih vagina secara berlebihan, dapat mengurangi keasaman vagina, sehingga mudah terinfeksi pada area pribadi wanita. Karena sabun umumnya bersifat basa yang tidak sesuai dengan daerah pribadi yang bersifat asam (Septian, 2009)
b.    Manfaat Cairan Pembersih Genetalia
 Vaginal douche adalah proses membersihkan atau mencuci vagina (douching) dengan memakai air atau cairan pembersih lainnya dengan tujuan buat menghilangkan kuman dan bakteri yang ada pada area V kita. Selain itu, cairan pembersih ini juga banyak dipakai buat membersihkan area V kita pada saat menstruasi atau setelah masa menstruasi berakhir.


1)    Membersihkan Sisa Darah Usai Menstruasi
Untuk membersihkan sisa-sisa darah di akhir masa menstruasi sebenarnya tidak memerlukan vaginal douche karena tubuh memiliki kemampuan sendiri untuk membersihkan vagina dengan mengeluarkan lendir.
2)    Menghindari Kehamilan atau Penyakit Menular Seksual
Semprot vagina bukan merupakan kontrasepsi yang bisa mencegah kehamilan apalagi penularan penyakit seksual. Menyemprotkan air, cuka atau bahan lainnya ke dalam vagina bukan hanya akan tidak mencegah kehamilan, ini bahkan dapat menyebabkan infeksi jamur.
Sperma melewati leher rahim dalam hitungan detik, sehingga pada saat menggunakan semprot vagina, telur mungkin sudah dibuahi.
3)    Mengurangi Bau Vagina
Wanita yang mengalami bau vagina membutuhkan diagnosa dokter yang tepat untuk menentukan penyebab bau tidak sedap yang mungkin bisa jadi merupakan tanda infeksi atau masalah serius lainnya. Menggunakan vaginal douche hanya akan mempersulit kondisi tersebut.
4)    Merasa Bersih
Vagina tidak memerlukan pembersih semprot seperti vaginal douche karena vagina benar-benar memiliki kemampuan pemberihan sendiri.
5)    Mengobati Infeksi jamur atau Infeksi Bakteri Kronis
Dokter mungkin akan meresepkan vaginal douche untuk kasus tertentu seperti infeksi jamur atau infeksi bakteri kronis. Tapi untuk kasus ini, semprot vagina harus dilakukan di bawah pengawasan dokter.
(Admin, 2011)
Pembersih vagina berupa antiseptik (iodine povidon, sirih, dll) hanya dapat digunakan dalam keadaan tertentu, yaitu apabila terjadi gatal atau infeksi.
c.    Dampak Cairan Pembersih Genetalia
1)    Penggunaan vaginal douche secara teratur juga dapat mengubah keseimbangan kimiawi halus di vagina dan membuat wanita lebih rentan terhadap infeksi.
2)    Semprot vagina dapat menyebabkan bakteri baru masuk ke dalam vagina yang dapat menyebar sampai melalui rahim, leher rahim dan saluran tuba. Peneliti telah menemukan bahwa wanita yang melakukan semprot vagina secara teratur mengalami iritasi vagina dan infeksi seperti bacterial vaginosis dan peningkatan jumlah penyakit menular seksual.
3)    Selanjutnya, penggunaan rutin semprot vagina dapat berisiko lebih tinggi secara signifikan mengembangkan penyakit radang panggul (pelvic inflammatory disease atau PID), yaitu suatu kondisi kronis yang dapat menyebabkan infertilitas atau bahkan kematian, jika tidak ditangani.
4)    Bacterial vaginosis dan PID dapat menyebabkan dampak serius yang mempengaruhi pada kehamilan seperti infeksi pada bayi, masalah persalinan dan kelahiran prematur.
5)    Untuk alasan ini, semprot vagina tidak lagi dianjurkan sebagai cara yang aman atau sehat untuk membersihkan vagina.
6)    Satu-satunya cara yang aman dan sehat untuk membersihkan vagina adalah membiarkan vagina membersihkan dirinya sendiri. Keseimbangan kimiawi lembut vagina sangat sensitif dan mudah terganggu oleh bilas vagina rutin.
(Admin, 2011)
d.    Cara Merawat Organ Intim Wanita Yang Baik dan Benar
Kebiasaan menjaga kebersihan organ - organ seksual atau reproduksi merupakan awal dari usaha menjaga kesehatan kita. Apalagi kita tinggal di daerah tropis yang panas dan membuat kita berkeringat. Keringat ini membuat tubuh lembab, terutama pada organ seksual dan reproduksi yang tertutup seperti itulah bakteri mudah berkembang biak hingga menimbulkan bau dan penyakit. Karena itu kita harus menjaga, antara lain dengan cara :
1)    Mandi dua kali sehari.
2)    Mencuci tangan setiap kali sebelum dan sesudah buang air kecil dan buang air besar.
3)    Mencuci bagian-bagian luar organ - organ seksual kita dengan air terutama selesai buang air kecil dan besar.
4)    Mengganti celana dalam minimal dua kali sehari.
5)    Hindari celana ketat karena dapat menyebabkan permukaan organ reproduksi mudah berkeringat.
6)    Sebaiknya kenakan pakaian dalam yang terbuat dari bahan katun karena menyerap keringat dengan baik.
7)    Dianjurkan untuk mencukur / merapikan rambut kemaluan, jika tidak wilayah rahasia kita berpotensi ditumbuhi sejenis jamur atau kutu yang dapat menimbulkan gatal cara menjaga kebersihan saat menstruasi.
Pada saat menstruasi, pembuluh darah dalam rahim sangat mudah terkena infeksi karena itu kebersihan wilayah kewanitaan kita harus lebih dijaga karena kuman masuk dan dapat menimbulkan penyakit pada saluran reproduksi. Untuk menjaga kebersihan gantilah pembalut secara teratur 3 sampai 4 kali sehari atau setelah buang air kecil dan mandi untuk menghindari pertumbuhan bakteri, sebaiknya pilih pembalut yang lembut, dapat menyerap dengan baik, tidak mengandung bahan yang bikin alergi (Misalnya parfum atau Gel) dan dapat melekat dengan baik pada pakaian dalam (Septian, 2009).
e.    Faktor yang menyebabkan remaja putri menggunakan cairan pembersih genetalia.
1)    Faktor Intern
a)    Pengetahuan
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk perilaku seseorang dimana perilaku yang didasari oleh pengetahuan kesadaran dan sikap yang positif maka perilaku akan bersifat langgeng. Pengetahuan seseorang juga dipengaruhi oleh faktor pengalaman yang dapat berasal dari media masa elektronik, buku petunjuk, petugas kesehatan, media poster, kerabat dekat (Latipun,2003). Faktor hal ini adalah pengetahuan yang merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu, sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoadmodjo, 2005)
2)    Faktor Ekstern
a)    Lingkungan
Lingkungan dalam pengertian psikologi adalah segala apa yang berpengaruh pada diri individu dan berperilaku. Lingkungan turut berpengaruh terhadap perkembangan pembawaan dan kehidupan manusia (Purwanto,2003).
b)    Keputihan
Keputihan adalah semua pengeluaran cairan alat genetalia yang bukan darah, keputihan fisiologis dijumpai pada keadaan menjelang menstruasi, pada saat keinginan seks meningkat dan pada waktu hamil, penyebab keputihan antara lain adanya infeksi, benda asing (Manuaba, 2002)
c)    Membersihkan Sisa Darah Usai Menstruasi
Untuk membersihkan sisa-sisa darah di akhir masa menstruasi sebenarnya tidak memerlukan vaginal douche karena tubuh memiliki kemampuan sendiri untuk membersihkan vagina dengan mengeluarkan lendir.
d)    Menghindari Kehamilan atau Penyakit Menular Seksual
Semprot vagina bukan merupakan kontrasepsi yang bisa mencegah kehamilan apalagi penularan penyakit seksual. Menyemprotkan air, cuka atau bahan lainnya ke dalam vagina bukan hanya akan tidak mencegah kehamilan, ini bahkan dapat menyebabkan infeksi jamur.
Sperma melewati leher rahim dalam hitungan detik, sehingga pada saat menggunakan semprot vagina, telur mungkin sudah dibuahi.
e)    Mengurangi Bau Vagina
Wanita yang mengalami bau vagina membutuhkan diagnosa dokter yang tepat untuk menentukan penyebab bau tidak sedap yang mungkin bisa jadi merupakan tanda infeksi atau masalah serius lainnya. Menggunakan vaginal douche hanya akan mempersulit kondisi tersebut.
f)    Merasa Bersih
Vagina tidak memerlukan pembersih semprot seperti vaginal douche karena vagina benar-benar memiliki kemampuan pemberihan sendiri.
g)    Mengobati Infeksi jamur atau Infeksi Bakteri Kronis
Dokter mungkin akan meresepkan vaginal douche untuk kasus tertentu seperti infeksi jamur atau infeksi bakteri kronis. Tapi untuk kasus ini, semprot vagina harus dilakukan di bawah pengawasan dokter

PEMBAGIAN UMUR

Pembagian Umur

I. PEMBAGIAN PRAKTIS UMUR ANAK-ANAK
1.Prenatal (di dalam kan-dungan ibu)  masa persiapan orang tua dan hubungan dalam Roh Luk 1:44.

2. Bayi = 0-1 tahun (0) -> Masa mengenali orang tua, keluarga, dan sekitarnya, dan menjalin hubungan kasih.

3. Balita = 1-5 tahun (TK) -> Masa paling subur, milik orang tuanya untuk mem-bentuk anak itu.

4. Kanak-kanak = 5-12 tahun (SD) -> Masa mengenali dunia sekitarnya, tetapi masih termasuk masa subur.

5. Remaja = 12-17 tahun (SMP, SMA) -> Masa per-alihan, pancaroba, masa sulit.

6.Pemuda = 17-24 tahun (Fakultas) -> Masa persiapan terakhir untuk menjadi dewasa.

7. Dewasa = 24-70 (Kerja)       -> Masa dewasa.

8. Tua = 70 tahun ke atas  (Pensiun) -> Masa tua.

II. FAEDAH MENGERTI PEMBAGIAN UMUR


1. Supaya mengerti ciri-ciri khas dari setiap umur.
2. Supaya dapat mendidik dan mempersiapkan anak-anak dengan baik sesuai  dengan umurnya, sehingga bisa tumbuh menjadi seperti Kristus.
3. Supaya bisa memberi materi Pendidikan Anak (PN) sesuai dengan umurnya.
4. Supaya bisa memakai setiap kesempatan yang khusus dari umur-umur itu, sebab kesempatan itu tidak akan kembali lagi.

III.PERBEDAAN MASA KANAK-KANAK DAN BINATANG:

Binatang:

1. Hanya memerlukan masa kanak-kanak yang sing-kat untuk menjadi dewasa. Misalnya: Ayam hanya membutuhkan waktu 2 bulan = sekitar 8% dari masa hidupnya, Anjing hanya membutuhkan waktu 1 tahun = sekitar 7% dari masa hidupnya.
Mengapa Tuhan menciptakan masa kanak-kanak binatang begitu pendek?
a.Binatang tidak mempunyai roh, setelah mati mereka habis, lenyap untuk selama-lamanya, tidak ada Surga atau neraka baginya, karena itu anak binatang tidak membutuhkan waktu lama untuk mendidik tabiatnya, cukup untuk menjadi dewasa secara jasmani dan naluri.
b.Binatang-binatang tidak menghadapi tantangan atau godaan seperti manusia. Misalnya: Ayam tidak perlu mendidik anaknya berpa-kaian sopan atau anjing tidak perlu mendidik anak anjing untuk hidup suci sebelum nikah, dsb.

Manusia:

1. Masa kanak-kanak mem-butuhkan waktu kurang lebih 24 tahun untuk menjadi dewasa. Jadi butuh sekitar 25% dari masa hidupnya.
2. Mengapa perlu waktu yang panjang? Karena manusia memerlukan pendidikan rohani, sebab manusia, pribadinya itulah rohnya yang kekal, yang bisa tumbuh dalam dua kemungkinan saja, yaitu menjadi seperti Allah (karena yang percaya kepada Tuhan Yesus) atau menjadi seperti iblis, itulah hamba dosa, hidup dalam dosa (sedikit atau banyak). Untuk bisa menjadi seperti Kristus, manusia akan menghadapi banyak tantangan dan godaan yang berat, karena itu selain lahir baru, ia membutuhkan waktu yang banyak untuk dididik dengan Firman Tuhan dan pertolongan Roh Kudus.
Bayangkan kalau masa kanak-kanak manusia pendek seperti binatang hanya 7% dari umurnya (80 tahun), itu berarti umur 6 tahun manusia sudah harus menjadi dewasa! Pasti ia tidak sempat dididik dan hidupnya menjadi seperti binatang, egois, semaunya sendiri, tidak tahu aturan dst, sehingga hidupnya penuh dengan dosa, maka dunia akan lekas menjadi neraka! Sebab itulah masa kanak-kanak pada manusia itu panjang sekali, 25% dari umur hidupnya, dibandingkan de- ngan binatang yang hanya rata-rata 5-6%.

IV. PERBEDAAN MASA KANAK-KANAK ORANG BERIMAN DAN ORANG BIASA.

Anak orang beriman:
1.  Anak-anak ini disucikan di dalam orangtuanya (1Kor 7:14).
2. Orang beriman yang mendidik anaknya, dibantu Roh Kudus, sebab mereka milik Allah.
3. Anak orang beriman yang dididik dengan Firman Tuhan dan pertolongan Roh Kudus sejak kecil; Allah bekerja dalam hidupnya sehingga mengalami rencana Allah yang indah-indah baginya, seperti Yusuf, Putra manusia Yesus, Timotius dsb.
Anak orang biasa:
1. Anak-anak ini masih menjadi hamba dosa, seperti orang tuanya, sebab belum ditebus dari tangan iblis. Rom 6:17; 7:14.
2. Anak-anak ini meskipun dididik dengan baik, dan menjadi orang “baik”, tetap adalah orang lama yaitu orang berdosa di mata Tuhan. Orang berdosa yang baik itu hanya seperti kain larah di hadapan Tuhan Yes 64:6.
3. Andaikata anak-anak ini menjadi orang besar di dunia, tanpa Tuhan Yesus, kalau mati tetap masuk ke neraka, tidak berarti, sia-sia, seperti binatang Maz 49:13,18.

V. MASA SUBUR SEPANJANG UMUR ANAK-ANAK (istimewa untuk orangtua).


1. Masa paling subur adalah masa usia 0-5 tahun, untuk menanamkan benih-benih Firman Tuhan.
2. Dalam masa sekolah atau masa kanak-kanak pengaruh orang tua mulai berkurang karena mulai ada pengaruh dari dunia luar, istimewa dari sekolah, guru, teman dll.
3. Masa subur selanjutnya tergantung dari berapa baik orang tua menggunakan masa subur waktu balita, kalau anak-anak tetap percaya pada orangtuanya, berkurangnya masa subur itu tak terlalu banyak. Sebab itu orang tua harus bisa memakai masa-masa subur anaknya dengan sebaik-baiknya, dengan mendidik anak dan mengarahkannya kepada Tuhan.

VI. MAKAN HATI MENURUT UMUR.

1. Makin kecil si anak, makin kecil problemnya, seolah-olah tidak ada “durinya”, ini kesempatan untuk menaburi tanah hatinya.
2. Makin besar anaknya, tabiat daging muncul makin jelas, dan kedagingan ini membuat anak itu makin makan hati.
3. Juga pengaruh pergaulan, dunia, iblis dan sikon bisa membuat anak-anak ini lebih makan hati. Kalau anak-anak ini tumbuh dalam pe-ngertian-pengertian Firman Tuhan dan diajar pikul salib, maka dengan pertolongan Tuhan dan Roh Kudus, “makan hati” ini bisa ditekan.
4. Jangan hanya memarahi anak yang mulai mem-berontak, tapi bantulah anak itu supaya mereka bisa mengalahkan tabiat daging dengan pertolongan Kristus. Ajak berdoa, penuh dan dipimpin Roh Kudus, maka mereka akan mempunyai kuasa untuk mematikan protes daging dan mem-punyai kesukaan Roh yang lebih besar.

VII. YANG BOLEH DAN YANG DILARANG.


1. Pada saat baru lahir, tidak ada larangan sama sekali.
2. Waktu umurnya mulai bertambah, mulai ada sedikit larangan dan makin besar makin banyak larangan yang diperlukan untuk mendidiknya.
3. Jelaskan pada anak-anak, bahwa ini adalah peng-olahan yang normal sesuai dengan pertambahan umurnya.
4. Didik dan doakan baik-baik supaya ia tahu apa saja yang boleh dan apa yang dilarang dan ia bisa menerima larangan-larangan yang bertambah banyak.

VIII. BERAPA BANYAK ANAK TERGANTUNG DARI ORANG TUA ?


1. Ketika baru lahir, bayi tergantung 100% pada orang tuanya.
2. Dengan bertambahnya umur, ketergantungan kepada orangtuanya mulai berkurang sampai akhirnya ia bisa lepas dari orang tuanya, yaitu bisa berdiri sendiri, istimewa sesudah menikah Mat 19:5.
3. Didik anak agar mempunyai iman yang kuat supaya ia bisa bersandar pada Firman Tuhan sehingga bisa berdiri teguh di atas batu karang Kristus dengan pertolongan Roh Kudus (Mat 7:24-28).

IX. KEDEKATAN ANTARA ANAK DAN ORANGTUA

1. Usia 0-5 tahun, hubungan anak dengan orang tua sangat dekat dan tak bisa dipisahkan.
2. Usia 5-12 tahun, mulai ada orang lain yang masuk dan bisa mempengaruhi serta mengambil hati dan perhatian anak ini sehingga kedekatan anak dan orang tua mulai terpengaruh.
3. Usia 12-17 tahun, kedekatan orang tua dan anak berkurang karena sekolah, pergaulan, peker-jaan orang tua dan lain-lain yang menghabiskan waktu sehingga persekutuan anak dan orangtua berkurang. Perlu ada waktu-waktu untuk bersekutu dan berdoa ber-sama-sama secara teratur, sehingga tetap ada hu-bungan yang akrab dan baik antara anak dan orang tua.
4. Usia 17-25 tahun, hu-bungan anak dan orangtua tergantung dari banyak hal dan harus diusahakan supaya tetap ada hubungan batin yang baik antara anak dan orang tua.
5. Kalau semua ada di dalam Kristus, pasti akan tetap ada persekutuan dan kedekatan yang terbaik.

X. MASA SULIT DALAM PERTUMBUHAN ANAK-ANAK


1. Biasanya semua bayi itu lucu dan tidak ada persoalan dengan tabiatnya, semua orang tua terhibur dan bersukacita.
2. Tapi waktu anak bertambah besar, tabiat dagingnya makin nyata apalagi kalau ditambah pergaulan yang jahat dari setan, dunia dan orang-orang lain, lebih-lebih kalau orang tuanya tidak mendidik baik-baik. Ini bisa menimbulkan masa-masa sulit yang bisa merusak si anak. Makin banyak umurnya, makin banyak masa sulit dan gawat, istimewa sesudah puber.
3. Kalau tidak dipersiapkan dengan baik, mereka tidak tahan, bisa jatuh dan tenggelam dalam dosa dan akhirnya melayang ke Neraka.

XI. REAKSI PENOLAKAN DARI ANAK-ANAK


Penolakan, berarti anak itu ragu-ragu, tidak percaya, tidak mau menerima apa yang dikatakan atau diajarkan kepadanya.
1. Tingkat kesuburan kanak-kanak itu berbeda-beda, tergantung dari reaksi penolakan si anak.
2. Penolakan itu datang dari logika, tabiat daging, pergaulan, iblis dan pe-ngaruh dunia ini.
3. Selama masa subur, tak ada penolakan, pergunakan kesempatan sebaik-baiknya untuk menabur, memberi contoh, mendoakan dan membawa anak itu makin dekat pada Tuhan.
Tabel penolakan pada anak-anak itu kurang lebih seperti ini:
0-5 tahun. Penolakan 0%, tidak ada penolakan, semua diterima dan dipercayai si anak.
5-12 tahun. Penolakan 0-30%, mulai ada penolakan yang nyata.
12-18 tahun. Penolakan 20-70%, penolakan bisa lebih banyak, tergantung dari berapa banyak pendidikan rohani yang sudah masuk dan juga dipengaruhi sikap orang tua serta hikmat dan kuasa Allah yang dimilikinya.
> 18 tahun. Penolakan. Tidak tentu, tergantung dari banyak faktor.

XII. BILA ANAK BISA DILEPAS DARI ORANG TUA?


1. Kalau anak sudah bisa berdiri sendiri dengan teguh di atas batu karang Kristus. Biasanya ini terjadi sesudah dewasa.
2. Orang yang menikah itu seharusnya sudah matang secara jasmani dan rohani, dan pada waktu itu ia bisa meninggalkan ibu bapaknya (Mat 19:5). Mengapa sesudah menikah? Sebab bantuan orang tua untuk menentukan jodoh yang tepat (dari Tuhan) itu sangat penting, sebab itu me-nentukan seluruh hidup yang akan datang dari anak itu.
3.Tetapi walaupun sudah menikah, kalau anak itu bersalah/ berdosa, orang tua tetap terbeban untuk menasehati atau menegur anak-anaknya, karena untuk orang lainpun ia harus berbuat baik, apalagi untuk anak-anaknya sendiri Yak 4:17.
4. Imam Eli ikut bersalah dan dihukum karena tidak mau menegur anak-anaknya yang hidup dalam dosa 1Sam 3:11-13.

XIII. KESIMPULAN

1. Orang tua bertanggung-jawab untuk membawa anak-anaknya kepada Kristus.
2. Orang tua harus bisa memakai seluruh masa anak-anaknya ini seperti seorang pahlawan yang mengarahkan anak panahnya kepada sasaran yang tepat, yaitu masuk ke dalam kerajaan Surga dan mencapai tingkat yang setinggi mungkin.

KONSEP REMAJA

Remaja

Kata “remaja” berasal dari bahasa latin yaitu adolescere yang berarti to grow atau to grow maturity (Golinko, 1984 dalam Rice, 1990). Banyak tokoh yang memberikan definisi tentang remaja, seperti DeBrun (dalam Rice, 1990) mendefinisikan remaja sebagai periode pertumbuhan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Papalia dan Olds (2001) tidak memberikan pengertian remaja (adolescent) secara eksplisit melainkan secara implisit melalui pengertian masa remaja (adolescence). Menurut Papalia dan Olds (2001), masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal dua puluhan tahun.
Menurut Adams & Gullota (dalam Aaro, 1997), masa remaja meliputi usia antara 11 hingga 20 tahun. Sedangkan Hurlock (1990) membagi masa remaja menjadi masa remaja awal (13 hingga 16 atau 17 tahun) dan masa remaja akhir (16 atau 17 tahun hingga 18 tahun). Masa remaja awal dan akhir dibedakan oleh Hurlock karena pada masa remaja akhir individu telah mencapai transisi perkembangan yang lebih mendekati masa dewasa.
Papalia & Olds (2001) berpendapat bahwa masa remaja merupakan masa antara kanak-kanak dan dewasa. Sedangkan Anna Freud (dalam Hurlock, 1990) berpendapat bahwa pada masa remaja terjadi proses perkembangan meliputi perubahan-perubahan yang berhubungan dengan perkembangan psikoseksual, dan juga terjadi perubahan dalam hubungan dengan orangtua dan cita-cita mereka, dimana pembentukan cita-cita merupakan proses pembentukan orientasi masa depan.
Transisi perkembangan pada masa remaja berarti sebagian perkembangan masa kanak-kanak masih dialami namun sebagian kematangan masa dewasa sudah dicapai (Hurlock, 1990). Bagian dari masa kanak-kanak itu antara lain proses pertumbuhan biologis misalnya tinggi badan masih terus bertambah. Sedangkan bagian dari masa dewasa antara lain proses kematangan semua organ tubuh termasuk fungsi reproduksi dan kematangan kognitif yang ditandai dengan mampu berpikir secara abstrak (Hurlock, 1990; Papalia & Olds, 2001).
Yang dimaksud dengan perkembangan adalah perubahan yang terjadi pada rentang kehidupan (Papalia & Olds, 2001). Perubahan itu dapat terjadi secara kuantitatif, misalnya pertambahan tinggi atau berat tubuh; dan kualitatif, misalnya perubahan cara berpikir secara konkret menjadi abstrak (Papalia dan Olds, 2001). Perkembangan dalam kehidupan manusia terjadi pada aspek-aspek yang berbeda. Ada tiga aspek perkembangan yang dikemukakan Papalia dan Olds (2001), yaitu: (1) perkembangan fisik, (2) perkembangan kognitif, dan (3) perkembangan kepribadian dan sosial.

Aspek-aspek perkembangan pada masa remaja

Perkembangan fisik

Yang dimaksud dengan perkembangan fisik adalah perubahan-perubahan pada tubuh, otak, kapasitas sensoris dan ketrampilan motorik (Papalia & Olds, 2001). Perubahan pada tubuh ditandai dengan pertambahan tinggi dan berat tubuh, pertumbuhan tulang dan otot, dan kematangan organ seksual dan fungsi reproduksi. Tubuh remaja mulai beralih dari tubuh kanak-kanak yang cirinya adalah pertumbuhan menjadi tubuh orang dewasa yang cirinya adalah kematangan. Perubahan fisik otak sehingga strukturnya semakin sempurna meningkatkan kemampuan kognitif (Piaget dalam Papalia dan Olds, 2001).

Perkembangan Kognitif

Menurut Piaget (dalam Santrock, 2001), seorang remaja termotivasi untuk memahami dunia karena perilaku adaptasi secara biologis mereka. Dalam pandangan Piaget, remaja secara aktif membangun dunia kognitif mereka, di mana informasi yang didapatkan tidak langsung diterima begitu saja ke dalam skema kognitif mereka. Remaja sudah mampu membedakan antara hal-hal atau ide-ide yang lebih penting dibanding ide lainnya, lalu remaja juga menghubungkan ide-ide tersebut. Seorang remaja tidak saja mengorganisasikan apa yang dialami dan diamati, tetapi remaja mampu mengolah cara berpikir mereka sehingga memunculkan suatu ide baru.
Perkembangan kognitif adalah perubahan kemampuan mental seperti belajar, memori, menalar, berpikir, dan bahasa. Piaget (dalam Papalia & Olds, 2001) mengemukakan bahwa pada masa remaja terjadi kematangan kognitif, yaitu interaksi dari struktur otak yang telah sempurna dan lingkungan sosial yang semakin luas untuk eksperimentasi memungkinkan remaja untuk berpikir abstrak. Piaget menyebut tahap perkembangan kognitif ini sebagai tahap operasi formal (dalam Papalia & Olds, 2001).
Tahap formal operations adalah suatu tahap dimana seseorang sudah mampu berpikir secara abstrak. Seorang remaja tidak lagi terbatas pada hal-hal yang aktual, serta pengalaman yang benar-benar terjadi. Dengan mencapai tahap operasi formal remaja dapat berpikir dengan fleksibel dan kompleks. Seorang remaja mampu menemukan alternatif jawaban atau penjelasan tentang suatu hal. Berbeda dengan seorang anak yang baru mencapai tahap operasi konkret yang hanya mampu memikirkan satu penjelasan untuk suatu hal. Hal ini memungkinkan remaja berpikir secara hipotetis. Remaja sudah mampu memikirkan suatu situasi yang masih berupa rencana atau suatu bayangan (Santrock, 2001). Remaja dapat memahami bahwa tindakan yang dilakukan pada saat ini dapat memiliki efek pada masa yang akan datang. Dengan demikian, seorang remaja mampu memperkirakan konsekuensi dari tindakannya, termasuk adanya kemungkinan yang dapat membahayakan dirinya.
Pada tahap ini, remaja juga sudah mulai mampu berspekulasi tentang sesuatu, dimana mereka sudah mulai membayangkan sesuatu yang diinginkan di masa depan. Perkembangan kognitif yang terjadi pada remaja juga dapat dilihat dari kemampuan seorang remaja untuk berpikir lebih logis. Remaja sudah mulai mempunyai pola berpikir sebagai peneliti, dimana mereka mampu membuat suatu perencanaan untuk mencapai suatu tujuan di masa depan (Santrock, 2001).
Salah satu bagian perkembangan kognitif masa kanak-kanak yang belum sepenuhnya ditinggalkan oleh remaja adalah kecenderungan cara berpikir egosentrisme (Piaget dalam Papalia & Olds, 2001). Yang dimaksud dengan egosentrisme di sini adalah “ketidakmampuan melihat suatu hal dari sudut pandang orang lain” (Papalia dan Olds, 2001). Elkind (dalam Beyth-Marom et al., 1993; dalam Papalia & Olds, 2001) mengungkapkan salah satu bentuk cara berpikir egosentrisme yang dikenal dengan istilah personal fabel.
Personal fabel adalah "suatu cerita yang kita katakan pada diri kita sendiri mengenai diri kita sendiri, tetapi [cerita] itu tidaklah benar" . Kata fabel berarti cerita rekaan yang tidak berdasarkan fakta, biasanya dengan tokoh-tokoh hewan. Personal fabel biasanya berisi keyakinan bahwa diri seseorang adalah unik dan memiliki karakteristik khusus yang hebat, yang diyakini benar adanya tanpa menyadari sudut pandang orang lain dan fakta sebenarnya. Papalia dan Olds (2001) dengan mengutip Elkind menjelaskan “personal fable” sebagai berikut :
“Personal fable adalah keyakinan remaja bahwa diri mereka unik dan tidak terpengaruh oleh hukum alam. Belief egosentrik ini mendorong perilaku merusak diri [self-destructive] oleh remaja yang berpikir bahwa diri mereka secara magis terlindung dari bahaya. Misalnya seorang remaja putri berpikir bahwa dirinya tidak mungkin hamil [karena perilaku seksual yang dilakukannya], atau seorang remaja pria berpikir bahwa ia tidak akan sampai meninggal dunia di jalan raya [saat mengendarai mobil], atau remaja yang mencoba-coba obat terlarang [drugs] berpikir bahwa ia tidak akan mengalami kecanduan. Remaja biasanya menganggap bahwa hal-hal itu hanya terjadi pada orang lain, bukan pada dirinya”.
Pendapat Elkind bahwa remaja memiliki semacam perasaan invulnerability yaitu keyakinan bahwa diri mereka tidak mungkin mengalami kejadian yang membahayakan diri, merupakan kutipan yang populer dalam penjelasan berkaitan perilaku berisiko yang dilakukan remaja (Beyth-Marom, dkk., 1993). Umumnya dikemukakan bahwa remaja biasanya dipandang memiliki keyakinan yang tidak realistis yaitu bahwa mereka dapat melakukan perilaku yang dipandang berbahaya tanpa kemungkinan mengalami bahaya itu.
Beyth-Marom, dkk (1993) kemudian membuktikan bahwa ternyata baik remaja maupun orang dewasa memiliki kemungkinan yang sama untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku yang berisiko merusak diri (self-destructive). Mereka juga mengemukakan adanya derajat yang sama antara remaja dan orang dewasa dalam mempersepsi self-invulnerability. Dengan demikian, kecenderungan melakukan perilaku berisiko dan kecenderungan mempersepsi diri invulnerable menurut Beyth-Marom, dkk., pada remaja dan orang dewasa adalah sama.

Perkembangan kepribadian dan sosial

Yang dimaksud dengan perkembangan kepribadian adalah perubahan cara individu berhubungan dengan dunia dan menyatakan emosi secara unik; sedangkan perkembangan sosial berarti perubahan dalam berhubungan dengan orang lain (Papalia & Olds, 2001). Perkembangan kepribadian yang penting pada masa remaja adalah pencarian identitas diri. Yang dimaksud dengan pencarian identitas diri adalah proses menjadi seorang yang unik dengan peran yang penting dalam hidup (Erikson dalam Papalia & Olds, 2001).
Perkembangan sosial pada masa remaja lebih melibatkan kelompok teman sebaya dibanding orang tua (Conger, 1991; Papalia & Olds, 2001). Dibanding pada masa kanak-kanak, remaja lebih banyak melakukan kegiatan di luar rumah seperti kegiatan sekolah, ekstra kurikuler dan bermain dengan teman (Conger, 1991; Papalia & Olds, 2001). Dengan demikian, pada masa remaja peran kelompok teman sebaya adalah besar.
Pada diri remaja, pengaruh lingkungan dalam menentukan perilaku diakui cukup kuat. Walaupun remaja telah mencapai tahap perkembangan kognitif yang memadai untuk menentukan tindakannya sendiri, namun penentuan diri remaja dalam berperilaku banyak dipengaruhi oleh tekanan dari kelompok teman sebaya (Conger, 1991).
Kelompok teman sebaya diakui dapat mempengaruhi pertimbangan dan keputusan seorang remaja tentang perilakunya (Beyth-Marom, et al., 1993; Conger, 1991; Deaux, et al, 1993; Papalia & Olds, 2001). Conger (1991) dan Papalia & Olds (2001) mengemukakan bahwa kelompok teman sebaya merupakan sumber referensi utama bagi remaja dalam hal persepsi dan sikap yang berkaitan dengan gaya hidup. Bagi remaja, teman-teman menjadi sumber informasi misalnya mengenai bagaimana cara berpakaian yang menarik, musik atau film apa yang bagus, dan sebagainya (Conger, 1991).

Ciri-ciri Masa Remaja

Masa remaja adalah suatu masa perubahan. Pada masa remaja terjadi perubahan yang cepat baik secara fisik, maupun psikologis. Ada beberapa perubahan yang terjadi selama masa remaja.
    1. Peningkatan emosional yang terjadi secara cepat pada masa remaja awal yang dikenal dengan sebagai masa storm & stress. Peningkatan emosional ini merupakan hasil dari perubahan fisik terutama hormon yang terjadi pada masa remaja. Dari segi kondisi sosial, peningkatan emosi ini merupakan tanda bahwa remaja berada dalam kondisi baru yang berbeda dari masa sebelumnya. Pada masa ini banyak tuntutan dan tekanan yang ditujukan pada remaja, misalnya mereka diharapkan untuk tidak lagi bertingkah seperti anak-anak, mereka harus lebih mandiri dan bertanggung jawab. Kemandirian dan tanggung jawab ini akan terbentuk seiring berjalannya waktu, dan akan nampak jelas pada remaja akhir yang duduk di awal-awal masa kuliah.
    2. Perubahan yang cepat secara fisik yang juga disertai kematangan seksual. Terkadang perubahan ini membuat remaja merasa tidak yakin akan diri dan kemampuan mereka sendiri. Perubahan fisik yang terjadi secara cepat, baik perubahan internal seperti sistem sirkulasi, pencernaan, dan sistem respirasi maupun perubahan eksternal seperti tinggi badan, berat badan, dan proporsi tubuh sangat berpengaruh terhadap konsep diri remaja.
    3. Perubahan dalam hal yang menarik bagi dirinya dan hubungan dengan orang lain. Selama masa remaja banyak hal-hal yang menarik bagi dirinya dibawa dari masa kanak-kanak digantikan dengan hal menarik yang baru dan lebih matang. Hal ini juga dikarenakan adanya tanggung jawab yang lebih besar pada masa remaja, maka remaja diharapkan untuk dapat mengarahkan ketertarikan mereka pada hal-hal yang lebih penting. Perubahan juga terjadi dalam hubungan dengan orang lain. Remaja tidak lagi berhubungan hanya dengan individu dari jenis kelamin yang sama, tetapi juga dengan lawan jenis, dan dengan orang dewasa.
    4. Perubahan nilai, dimana apa yang mereka anggap penting pada masa kanak-kanak menjadi kurang penting karena sudah mendekati dewasa.
    5. Kebanyakan remaja bersikap ambivalen dalam menghadapi perubahan yang terjadi. Di satu sisi mereka menginginkan kebebasan, tetapi di sisi lain mereka takut akan tanggung jawab yang menyertai kebebasan tersebut, serta meragukan kemampuan mereka sendiri untuk memikul tanggung jawab tersebut.

Tugas perkembangan remaja

Tugas perkembangan remaja menurut Havighurst dalam Gunarsa (1991) antara lain :
  • memperluas hubungan antara pribadi dan berkomunikasi secara lebih dewasa dengan kawan sebaya, baik laki-laki maupun perempuan
  • memperoleh peranan sosial
  • menerima kebutuhannya dan menggunakannya dengan efektif
  • memperoleh kebebasan emosional dari orangtua dan orang dewasa lainnya
  • mencapai kepastian akan kebebasan dan kemampuan berdiri sendiri
  • memilih dan mempersiapkan lapangan pekerjaan
  • mempersiapkan diri dalam pembentukan keluarga
  • membentuk sistem nilai, moralitas dan falsafah hidup
Erikson (1968, dalam Papalia, Olds & Feldman, 2001) mengatakan bahwa tugas utama remaja adalah menghadapi identity versus identity confusion, yang merupakan krisis ke-5 dalam tahap perkembangan psikososial yang diutarakannya. Tugas perkembangan ini bertujuan untuk mencari identitas diri agar nantinya remaja dapat menjadi orang dewasa yang unik dengan sense of self yang koheren dan peran yang bernilai di masyarakat (Papalia, Olds & Feldman, 2001).
Untuk menyelesaikan krisis ini remaja harus berusaha untuk menjelaskan siapa dirinya, apa perannya dalam masyarakat, apakah nantinya ia akan berhasil atau gagal yang pada akhirnya menuntut seorang remaja untuk melakukan penyesuaian mental, dan menentukan peran, sikap, nilai, serta minat yang dimilikinya.

Beberapa isu perkembangan remaja: seksualitas, harga diri, orientasi masa depan, konsumsi, keluarga

Sumber Pustaka

Aaro, L.E. (1997). Adolescent lifestyle. Dalam A. Baum, S. Newman J. Weinman, R. West and C. McManus (Eds). Cambridge Handbook of Psychology, Health and Medicine (65-67). Cambridge University Press, Cambridge.
Beyth-Marom, R., Austin, L., Fischhoff, B., Palmgren, C., & Jacobs-Quadrel, M. (1993). Perceived consequences of risky behaviors: Adults and adolescents. Journal of Developmental Psychology, 29(3), 549-563
Conger, J.J. (1991). Adolescence and youth (4th ed). New York: Harper Collins
Deaux, K.,F.C,and Wrightman,L.S. (1993). Social psychology in the ‘90s (6th ed.). California : Brooks / Cole Publishing Company.
Gunarsa, S.D. (1988). Psikologi remaja. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Gunarsa, S.D. (1990). Dasar dan teori perkembangan anak. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Hurlock, E. B. (1990). Developmental psychology: a lifespan approach. Boston: McGraw-Hill.
Hurlock, E. B. (1973). Adolescent development. Tokyo: McGraw-Hill Kogakusha.
Monks, F.J., Knoers, A. M. P., Haditono, S. R. (1991) Psikologi perkembangan : Pengantar dalam berbagai bagiannya (cetakan ke-7). Yogya: Gajah Mada University Press.
Papalia, D E., Olds, S. W., & Feldman, Ruth D. (2001). Human development (8th ed.). Boston: McGraw-Hill
Rice, F.P. (1990). The adolescent development, relationship & culture (6th ed.). Boston: Ally & Bacon
Santrock, J.W. (2001). Adolescence (8th ed.). North America: McGraw-Hill.

SEJARAH KALENDER CINA

Sejarah Kalender Bayi China


a.      Definisi
Suatu metode / cara penentuan jenis kelamin bayi dari China yang yang dapat diprediksikan jauh sebelum bayi lahir dari mengamati usia ibu dan bulan konsepsi ibu yang selanjutnya dapat dilihat berdasarkan tabel jenis kelamin bayi  (Hendri, 2011).
Tabel bayi Cina yang merupakan ciptaan ahli kedokteran Cina yang telah lama dipakai oleh bangsa Cina untuk mengetahui jenis kelamin bayi yang tengah di kandung atau sebagai acuan untuk memilih jenis kelamin bayi yang di inginkan. (posted,2011).
Metode yang kuno berumur ratusan tahun ditemukan para ilmuwan cina di dekat Beijing Cina berupa naskah yang memuat kalender prediksi jenis kelamin anak yang kemudian diteliti dan disesuaikan dengan system penanggalan saat ini.(Kurniadi,2011)
b.      Asal – usul
Chinagold Baby Chart ditemukan didekat makam raja Peking China Kuno sekitar 700 tahun yang lalu tabel jenis kelamin sudah ada. Namun baru belakangan ini ditemukan, tabel tersebut dapat memperkirakan jenis kelamin bayi yang akan lahir berdasarkan usia ibu dan bulan konsepsi. Tapi kita bisa mengamati umur ibu saat mulai konsepsi dari tabel dan mulai mengikuti bulannya, kita bisa menentukan bulan konsepsi ibu dari siklus menstruasi ibu. Saat ovulasi merupakan masa paling subur seorang wanita. Masa ovulasi = hari pertama haid terakhir [HPHT] + siklus menstruasi.Maka akan mendapatkan bulan konsepsi dan selanjutnya bayi dapat mulai digambarkan walau hanya memprediksi jenis kelamin saja (hendri,2011)
c.       Efektifitas Chinagold Baby Chart
Tabel Chinagold Baby Chart mulai dikembangkan secara asli (original) oleh Institut Ilmu Pengetahuan di Peking. Kesuksesan penggunaan tabel tersebut dapat dibuktikan oleh 1000 orang dan hasilnya 90 % sukses dan memiliki keakuratan hingga 66,5 % (Hendri,2011).
Berdasarkan 24718 survey data yang masuk, menunjukkan bahwa 4144 survey data  mengungkapkan kebenaran adanya penelitian tentang penentuan jenis kelamin bayi berdasar pada tanggal/date konsepsi ibu dengan persentase yang akurat adalah 66,5 % sukses menilai untuk Tabel Bayi China (Chinagold baby chart). Dengan penggunaan hasil survey itu 4144 tanggapan kepada Tabel Bayi China yang asli berdasar pada tanggal/date konsepsi ibu terbukti dapat meramal 12 jenis kelamin bayi yang diinginkan oleh suatu pasangan (hendri,2011)

d.      Keuntungan
1)      Tingkat keakuratannya hingga 66,5 %
2)      Dapat dilakukan sendiri  dengan mengetahui haid pertama, siklus haid, usia ibu, dan masa subur 
3)      Tanpa ada unsur pemeriksaan dalam
4)      Tidak dapat mengganggu kesehatan (Hendri,2011)
e.       Kerugian
1)      Ibu harus mengetahui siklus haidnya
2)      Ibu harus mengetahui kapan haid terakhir haid pertamanya (HPHT)
3)      Ibu harus ingat usianya secara pasti. (posted,2011)
f.       Cara penggunaan
Sebelumnya ibu harus tahu kapan masa ovulasinya (masa subur), untuk mengetahui masa suburnya ibu harus ingat kapan haid pertama haid terakhirnya, siklus haidnya yang kemudian dapat dirumuskan sebagai berikut: Masa ovulasi = hari pertama haid terakhir [HPHT] + siklus menstruasi (Hendri.2011)
Setelah ibu mengetahui kapan masa ovulasi (masa suburnya) ibu harus tahu usianya yang kemudian ditarik garis dan dapat diamati dalam chinagold baby chart.
Tabel Chinese Baby Chart dapat dilihat dengan cara:
1)      Umur ibu dapat dilihat dengan menarik garis secara vertical
2)      Bulan konsepsi ibu dapat dilihat dengan menarik garis secara   horizontal
Tabel ini memiliki beberapa bagian, pada arah horizontal terdapat usia ibu saat melakukan konsepsi (dimulai dari usia 18 sampai 45 tahun). Pada arah vertikal terdapat bulan dimana dilakukan konsepsi (dari bulan januari sampai bulan desember). Didalam tabel  terdapat simbol – simbol yang melambangkan jenis kelamin bayi yaitu laki – laki dan perempuan dengan warna yang berbeda (Hendri,2011)

 

PERAN KADER DALAM KEGIATAN POSYANDU

Tugas atau Peran Kader Dalam Kegiatan Posyandu


Posyandu (pos pelayanan terpadu) adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh, dari, dan untuk masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pada umumnya serta kesehatan ibu dan anak pada khususnya. Posyandu merupakan bagian dari pembangunan untuk mencapai keluarga kecil bahagia dan sejahtera, dilaksanakan oleh keluarga bersama dengan masyarakat di bawah bimbingan petugas kesehatan dari puskesmas setempat.
Sasaran utama kegiatan posyandu ini adalah balita dan orangtuanya, ibu hamil, ibu menyusui dan bayinya, serta wanita usia subur. Sedangkan yang bertindak sebagai pelaksana posyandu adalah kader.
Kader adalah seorang tenaga sukarela yang direkrut dari, oleh dan untuk masyarakat, yang bertugas membantu kelancaran pelayanan kesehatan. Keberadaan kader sering dikaitkan dengan pelayanan rutin di posyandu. Sehingga seorang kader posyandu harus mau bekerja secara sukarela dan ikhlas, mau dan sanggup melaksanakan kegiatan posyandu, serta mau dan sanggup menggerakkan masyarakat untuk melaksanakan dan mengikuti kegiatan posyandu (Ismawati dkk, 2010).
Direktorat Bina Peran Serta Masyarakat Depkes RI memberikan batasan kader : “Kader adalah warga masyarakat setempat yang dipilih dan ditinjau oleh masyarakat dan dapat bekerja secara sukarela” (Zulkifli, 2003).
Kader kesehatan adalah laki-laki atau wanita yang dipilih oleh masyarakat dan dilatih untuk menangani masalah-masalah kesehatan perseorangan maupun masyarakat, serta bekerja di tempat yang dekat dengan pemberian pelayanan kesehatan (Syafrudin, dan Hamidah, 2006).
Kader kesehatan adalah tenaga sukarela yang dipilih oleh masyarakat dan bertugas mengembangkan masyarakat. Dalam hal ini kader disebut juga sebagai penggerak atau promotor kesehatan (Yulifah R, dan Yuswanto, 2006).
Kader aktif adalah kader yang selalu melaksanakan kegiatan posyandu dan selalu menjalankan tugas dan perannya sebagai kader (Dinas Kesehatan Tuban, 2005).
Kader tidak aktif adalah kader yang tidak melaksanakan tugas dan perannya sebagai kader posyandu serta tidak rutin mengikuti kegiatan posyandu (Republika, 2005).
2.1.2 Syarat Menjadi Kader Posyandu
1. Dapat membaca dan menulis
2. Berjiwa sosial dan mau bekerja secara relawan
3. Mengetahui adat istiadat serta kebiasaan masyarakat
4. Mempunyai waktu yang cukup
5. Bertempat tinggal di wilayah posyandu
6. Berpenampilan ramah dan simpatik
7. Mengikuti pelatihan-pelatihan sebelum menjadi kader posyandu.
2.1.3 Tugas dan Peran Kader Posyandu
2.1.3.1 Melakukan kegiatan bulanan posyandu :
                        a. Mempersiapkan pelaksanaan posyandu
i. Tugas-tugas kader posyandu pada H- atau saat persiapan hari buka Posyandu, meliputi :
a. Menyiapkan alat dan bahan, yaitu alat penimbangan bayi, KMS, alat peraga, LILA, alat pengukur, obat-obat yang dibutuhkan (pil besi, vitamin A, oralit), bahan atau materi penyuluhan.
b. Mengundang dan menggerakkan masyarakat, yaitu memberitahu ibu-ibu untuk datang ke Posyandu.
c. Menghubungi Pokja Posyandu, yaitu menyampaikan rencana kegiatan kepada kantor desa dan meminta mereka untuk memastikan apakah petugas sektor bisa hadir pada hari buka Posyandu.
d. Melaksanakan pembagian tugas, yaitu menentukan pembagian tugas di antara kader Posyandu baik untuk persiapan maupun pelaksanaan kegiatan.
ii. Tugas kader pada kegiatan bulanan Posyandu
a.       Tugas kader pada hari buka Posyandu disebut juga dengan tugas pelayanan 5 meja, meliputi :
1.      Meja 1, yaitu bertugas mendaftar bayi atau ballita, yaitu menuliskan nama balita pada KMS dan secarik kertas yang diselipkan pada KMS dan mendaftar ibu hamil, yaitu menuliskan nama ibu hamil pada Formulir atau Register ibu hamil.
2.      Meja 2, yaitu bertugas menimbang bayi atau balita dan mencatat hasil penimbangan pada secarik kertas yang akan dipindahkan pada KMS.
3.      Meja 3, yaitu bertugas untuk mengisi KMS atau memindahkan catatan hasil penimbangan balita dari secarik kertas ke dalam KMS anak tersebut.
4.      Meja 4, yaitu bertugas menjelaskan data KMS atau keadaan anak berdasarkan data kenaikan berat badan yang digambarkan dalam grafik KMS kepada ibu dari anak yang bersangkutan dan memberikan penyuluhan kepada setiap ibu dengan mengacu pada data KMS anaknya atau dari hasil pengamatan mengenai masalah yang dialami sasaran.
5.      Meja 5, merupakan kegiatan pelayanan sektor yang biasanya dilakukan oleh petugas kesehatan, PLKB, PPL, dan lain-lain. Pelayanan yang diberikan antara lain : Pelayanan Imunisasi, Pelayanan Keluarga Berencana, Pengobatan Pemberian pil penambah darah (zat besi), vitamin A, dan obat-obatan lainnya.
b.      Kegiatan setelah pelayanan bulanan Posyandu
Tugas-tugas kader setelah hari buka Posyandu, meliputi :
1. Memindahkan catatan-catatan dalam Kartu Menuju Sehat (KMS) ke dalam buku register atau buku bantu kader.
2. Menilai (mengevaluasi) hasil kegiatan dan merencanakan kegiatan hari Posyandu pada bulan berikutnya. Kegiatan diskusi kelompok (penyuluhan kelompok) bersama ibu-ibu yang rumahnya berdekatan (kelompok dasawisma).
3. Kegiatan kunjungan rumah (penyuluhan perorangan) merupakan tindak lanjut dan mengajak ibu-ibu datang ke Posyandu pada kegiatan bulan berikutnya.
2.1.3.2 Melaksanakan kegiatan di luar posyandu :
a. Melaksanakan kunjungan rumah
i. Setelah kegiatan di dalam Posyandu selesai, rumah ibu-ibu yang akan dikunjungi ditentukan bersama.
ii. Tentukan keluarga yang akan dikunjungi oleh masing-masing kader. Sebaiknya diajak pula beberapa ibu untuk ikut kunjungan rumah.
iii. Mereka yang perlu dikunjungi adalah :
a.       Ibu yang anak balitanya tidak hadir 2 (dua) bulan berturut-turut di Posyandu
b.      Ibu yang anak balitanya belum mendapat kapsul vitamin
c.       Berat badanny tidak naik 2 (dua) bulan berturut-turut
d.      Berat badannya di bawah garis merah KMS
e.       Sasaran Posyandu yang sakit
f.       Ibu hamil yang tidak menghadiri kegiatan Posyandu 2 (dua) bulan berturut-turut
g.      Ibu hamil yang bulan lalu dikirim atau dirujuk ke puskesmas
h.      Ibu yang mengalami kesulitan menyusui anaknya
i.        Ibu hamil dan ibu menyusui yang belum mendapat kapsul iodium
j.        Balita yang terlalu gemuk
b.        Menggerakkan masyarakat untuk menghadiri dan ikut serta dalam kegiatan Posyandu
i.          Langsung ke tengah masyarakat
ii.        Melalui tokoh masyarakat atau pemuka agama atau adat
c.         Membantu petugas kesehatandalam pendaftaran, penyuluhan, dan berbagai usaha kesehatan masyarakat.

CONTOH
PENGUKURAN PERAN, SIKAP / PERILAKU SESEORANG

Mahasiswa yang mempnyai ingatan baik, punya perbendaharaan kata yang luas, mempunyai kemampuan berfikir baik, punya kemampuan beritung baik, dll. Sebagai contoh :
Variabel
Definisi Operasional
Pengukuran
Skala
Peran caring perawat
Tindakan yang dilakukan melalui interkasi perawata dengan anak-eluarga secara fisik, emosional, dan spiritual yang menggunakan nilai carative factor, dan dapat dipersepsikan oleh keluarga anak sehingga menghasilkan kepuasan keluarga pada asuhan keperawatan yang diberikan antara lain :
1.       Menghargai dan mendahulukan kebutuhan klien sebagai upaya untuk membangun kepercayaan klien, sehingga klien memiliki pandangan yang positif tentang kesembuhannya
2.       Memandang setiap individu sebagai individu yang unik, sehingga memerlukan pendekatan tersendiri
3.       Memberikan asuhan keperawatan berdasarkan pada ilmu keperawtan dan sesuai dengan kewenangannya
4.       Menjalin interkasi antara pasien dan perawat
5.       Memenuhi kebutuhan dasar klien dengan memberi kesempatan pada klien untuk mengekspresikan apa yang diinginkan serta menghormati keputusan klien
Menggunakan
Kuesioner
Pilihan jawaban :
Tidak pernah : Skor 1
Kadang-kadang : Skor 2
Sering : Skor 3
Selalu : Skor 4
Kriteria
Positif : Bila > 50%
Negatif : Bila < 50%
Nominal
Sikap terhadap DBD
Pandangan responden DBD yang meliputi perasaan:
1.       Acuh tak acuh
2.       Ketakutan
3.       Penerimaan
4.       dll
Menggunakan kuesioner
Pilihan jawaban
Tidak pernah : Skor 1
Kadang-kadang : Skor 2
Sering : Skor 3
Selalu : Skor 4
Kriteria
Positif : Bila > 50%
Negatif : Bila < 50%
Nominal
(Abd. Nasir, 2010)