Rabu, 04 September 2013

INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT


Apakah Kanker Itu ?
·     Kanker aralah pertumbuhan sel yang tidak normal / terus enerus dan tak terkendali, dapat merusak jaringan sekitarnya serta dapat menjalar ketempat yang jauh dari asalnya yang disebut metastasis
  
Kanker Leher Rahim
Jenis kanker yang paling banyak terjadi pada perempuan. Terdapat paling banyak pada perempuan berusia 31-60 tahun. Banyak menyebabkan kematian karena terlambat ditemukan & diobati. 

Gejala Kanker Leher Rahim
1. Tahap awal tanpa gejala,tidak sakit
2. Tahap lanjut :
a. Keputihan yang berbau
b. Pendarahan dari liang senggama
c. Pendarahan setelah senggama
d. Nyeri panggul
e. Pendarahan pasca menopause

Faktor risiko kanker leher rahim :
a. Hubungan seksual pada usia muda
b. Berganti-ganti pasangan seksual
c. Kurang menjaga kebersihan daerah kelamin
d. Sering menderita infeksi daerah kelamin
e. Anak lebih dari tiga
f. Kebiasaan merokok
g. Infeksi virus Herpes dan Human Papilloma Virus tipe tertentu

Dengan begitu banyaknya angka kejadian kanker serviks, sepatutnya bidan sebagai tenaga kesehatan terdepan dalam kesehatan wanita, ikut serta dalam menurunkan angka kejadian kanker serviks dengan metode yang sederhana yaitu IVA tes.

 Metode skrining IVA mempunyai kelebihan, diantaranya..
1. Mudah, praktis dan sangat mampu laksana.
2. Butuh bahan dan alat yang sederhana dan murah
3. Sensivitas dan spesifikasitas cukup tinggi
4. Dapat dilaksanakan oleh tenaga kesehatan bukan dokter ginekologi, dapat dilakukan oleh bidan di setiap tempat pemeriksaan kesehatan ibu atau dilakukan oleh semua tenaga medis terlatih
5. Alat-alat yang dibutuhkan dan Teknik pemeriksaan sangat sederhana.
6. Metode skrining IVA sesuai untuk pusat pelayanan sederhana


Syarat ikut IVA TEST :
1. Sudah pernah melakukan hubungan seksual
2. Tidak sedang datang bulan/haid
3. Tidak sedang hamil
4. 24 jam sebelumnya tidak melakukan hubungan seksual

Pelaksanaan skrining IVA
Untuk melaksanakan skrining dengan metode IVA, dibutuhkan tempat dan alat sebagai berikut:
1. Ruangan tertutup, karena pasien diperiksa dengan posisi litotomi.
2. Meja/tempat tidur periksa yang memungkinkan pasien berada pada posisi litotomi.
3. Terdapat sumber cahaya untuk melihat serviks
4. Spekulum vagina
5. Asam asetat (3-5%)
6. Swab-lidi berkapas
7. Sarung tangan

Teknik IVA
Dengan spekulum melihat serviks yang dipulas dengan asam asetat 3-5%. Pada lesi prakanker akan menampilkan warna bercak putih yang disebut aceto white epithelum Dengan tampilnya porsio dan bercak putih dapat disimpulkan bahwa tes IVA positif, sebagai tindak lanjut dapat dilakukan biopsi. Andaikata penemuan tes IVA positif oleh bidan, maka di beberapa negara bidan tersebut dapat langsung melakukan terapi dengan cryosergury. Hal ini tentu mengandung kelemahan-kelemahan dalam menyingkirkan lesi invasif.

Kategori pemeriksaan IVA
Ada beberapa kategori yang dapat dipergunakan, salah satu kategori yang dapat dipergunakan adalah:
1.IVA negatif = Serviks normal.
2.IVA radang = Serviks dengan radang (servisitis), atau kelainan jinak lainnya (polip serviks).
3.IVA positif = ditemukan bercak putih (aceto white epithelium). Kelompok ini yang menjadi sasaran temuan skrining kanker serviks dengan metode IVA karena temuan ini mengarah pada diagnosis Serviks-pra kanker (dispalsia ringan-sedang-berat atau kanker serviks in situ).
4.IVA- Kanker serviks Pada tahap ini pun, untuk upaya penurunan temuan stadium kanker serviks, masih akan bermanfaat bagi penurunan kematian akibat kanker serviks bila ditemukan masih pada stadium invasif dini.

Dimana Ada IVA TEST
1. IVA TEST akan hadir di puskesmas-puskesmas dengan jadwal yang akan disampaikan melalui PKK, kelurahan dan kecamatan terdekat.
2. Bila anda memenuhi persyaratan yang ditentukan, segera periksakan diri anda.
3. Mencegah lebih baik dari pada mengobati.

Faktor yang diasumsikan berhubungan dengan perilaku deteksi dini kanker servik Metode IVA
·         Umur
Umur individu terhitung mulai saat dilahitkan sampai berulang tahun. semakin cukup umur, tingkat kematan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Kanker leher rahim dapat terjadi pada usia mulai 18 taun. Pemeriksaan deteksi dini kanker leher rahim di Indonesia dianjurkan bagi semua perempuan berusia 30-0 tahun kasus kejadian kanker leher rahim palig tinggi terjadi pada usia 40 dan 50 tahun, sehingga tes harus dilakukan pada usia dimana lesi pra kanker lebih mungkin terdeteksi, yaitu biasanya sampai 20 tahun lebih awal.
·         Pendidikan
Pendidikan adalah proses perkembangan kecakapan seseorang dalam bentuk sikap dan perilaku yang berlaku dalam masyarakat. Proses sosial dimana seseorang dipengaruhi oleh sesuatu lingkungan yang terpimpin (khususnya di sekolah) sehingga ia dapat mencapai sosial dan mengembangkan kepribadiannya. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin mudah menerima informasi sehingga semakin banyak pula menerima pengetahuan yang dimilikinya, dan jika tingkat pendidikan rendah, maka akan menghambat perkembangan perilaku seseorang terhadap penerimaan, informasi, dan nilai-nilai yang diperkenalkan. Seperti menurut Purba, EVI M, dalam peneliiannya tahun 2011 bahwa ibu yang mempunyai pendidikan tinggi lebih banyak yang melakukan pemeriksaan deteksi dini kanker leher rahim yaitu sebanyak 65,3%.
·         Pekerjaan
Pekerjaan adalah kegiatan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupan diri dan kehidupan keluarganya. Pekerjaan akan mempengaruhi tingkat ekonomi seseorang. tingkat sosial yang terlalu rendah akan mempengaruhi individu menjadi tidak begitu memperhatikan pesan-pesan yang disampaikan karena lebih memikirkan kebutuha-kebutuhan lain yang lebih mendesa. Hasil penelitian Hidayati (2001) menyebutkan bahwa kanker leher rahim berhubngan dengan pekerjaan, dimana bila dibandingkan dengan wanita pekerja ringan atau pekerja di kantor (sosial ekonomi menengah ke atas), wanita pekerja kasar, seperti buruh dan petani (sosial ekonomi rendah) mempunyai resiko 4 kali lebih tinggi.
·         Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada yang tidak didasari pengetahuan. Pengetahuan tentang deteksi dini kanker leher rahim penting diketahui oleh masyarakat khususnya wanita untuk meningkatkan kesadaran dan merangsang terbentuknya perilaku kesehatan yang diharapkan dalam hal ini perilaku deteksi dini kanker leher rahim. Hal tersebut sesuai dengan penelitian Sakanti, Anggiasih 2007 bahwa orang yang berpengetahuan baik, sebanyak 85,71% melakukan pemeriksaan pap smear.
·         Status Perkawinan
Status perkawinan adalah status dimana seseorang terikat atau tidak terikat dalam suatu perkawinan. Menikah adalah status seseorang yang terikat dalam perkawinan, baik tinggal bersama maupun terpisah, termasuk di dalamnya mereka yang kawin syah secara hokum (hokum adat, agama, negara, dsb) maupun mereka yang hidup bersama dan oleh masyarakat sekelilingnya dianggap sebagai suami istri. Tidak menikah adalah status seseorang yang tidak terikat dalam suatu pernikahan. Status perkawinan sangat erat kaitannya dengan dukungan dari pasangan atau anggotra keluarga dalam proses pemeriksaan atau pengobatan suatu penyakit. Perhatian dan kasih sayang sangat dibutuhkan dalam menumbuh kembangkan seorang manusia kearah yang lebih sehat dan cerdas dan berpotensi.
·         Sikap
Sikap adalah istilah yang mencerminkan rasa senang, tidak senang atau perasaan biasa-biasa saja (netral) dari seseorang terhadap sesuatu. Selain sesatu itu biasa benda, kejadian, situasi, orang-orang ata kelompok. Kalau yang timbul terhadap sesuatu itu adalah perasaan senang, maka disebut sikap positif, sedangkan kalau perasaan tak senang maka disebut sikap negatif. Sikap itu tidaklah sama dengan perilaku dan perilaku tidaklah selalu mencerminkan sikap seseorang, sebab seringkali terjadi bahwa memperlihatkan tindakan yang tertentangan dengan sikapnya. Dalam hal ini, sikap positif wanita terhadap pentingnya deteksi dini kanker leher rahim, belum tentu akan diikuti dengan perilaku yang positif yaitu melakukan deteksi dini kanker leher rahim. Penelitian yang dilakukan oleh Purba, Evy, M, 2011 menyebutkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara sikap ibu dengan pemeriksaan pap smears pada PUS yaitu sebanyak 65,3%.
·         Keterjangkauan sumber daya kesehatan
Untuk berperilaku sehat, masyarakat memerlukan sarana dan prasarana pendukung. Seperti halnya pemeriksaan deteksi dini kanker leher rahim dengan metode IVA tentulah memerlukan sarana dan prasarana seperti puskesmas, tenaga kesehatan terlatih, alat-alat pemeriksaan dan lain-lain. Fasilitas ini pada hakikatnya mendukung atau memungkinkan terwujudnya perilaku kesehatan. Kemudahan akses atau keterjangkauan jarak ketempat pelayanan pemeriksaan, sebagai faktor pemungkin yang memungkinkan seseorang untuk melaksanakan suatu motivasi.
·         Keterpaparan informasi / media massa
Pernah diterima atau tidaknya informasi tentang kesehatan oleh masyarakat akan menentukan perilaku kesehatan masyarakat tersebut. Informasi dapat diterima melalui petugas langsung dalam bentuk penyuluhan, pendidikan kesehatan, dari perangkat desa melalui siaran dikelompok-kelompok dasawisma atau yang lain, melalui media massa, leaflet, siaran televisi dan lain-lain. Perilaku deteksi dini pada WUS juga dipengaruhi apakah wanita tersebut sudah pernah mendapat informasi tentang hal tersebut atau belum. Keterpaparan individu terhadap informasi kesehatan akan mendorong terjadinya perilaku kesehata.
·         Dukungan Suami /Keluarga
Petugas kesehatan sebagai salah satu yang yang berpengaruh dan dianggap penting oleh masyarakat sangat berperan dalam terjadinya perilaku kesehatan pada masyarakat. Peran petugas kesehatan disini adalah memberikan pengetahuan tentang kanker leher rahim dan pentingnya deteksi dini, memberikan motivasi kepada wanita yang sudah menikah untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim.
·         Dukungan Petugas Kesehatan
Kader adalah seorang tenaga sukarela yang direkrut dari, oleh dan untuk masyarakat, yang bertugas membantu kelancaran pelayanan kesehatan. Ada beberapa macam kader yang dibentuk sesuai dengan keperluan menggerakkan partisipasi masyarakat atau sasarannya dalam program pelayanan kesehatan. Salah satunya adalah kader promosi kesehatan. Kader promosi kesehatan adalah kader yang bertugas membantu petugas puskesmas melakukan penyuluhan kesehatan secara perorangan maupun dalam kelompok masyarakat. Sebagai kader harus bisa member contoh dan bisa menyampaikan pesan-pesan kesehatan yang di data melalui penemuan-penemuan rutin dan pelatihan-pelatihan kesehatan di tingkat desa, puskesmas maupun dinas kesehatan. Peran aktif dari kader dapat mempengaruhi mau atau tidaknya seseorang untuk melakukan pemeriksaan IVA.
·         Motivasi
Motivasi adalah proses yang berperan pada intensitas, arah dan lamanya berlangsung upaya individu kearah pencapaian saran. Motivasi WUS adalah suatu keadaan atau dorongan yang dapat mempengaruhi WUS untuk melakukan pemeriksaan IVA. Seseorang yang termotivasi melakukan pemeriksaan IVA maka dia sadar tentang pentingnya menjaga kesehatan reproduksi wanita, yang selanjutnya merasa tertarik  dan akan menimbaik baik buruknya yang selanjutnya akan melakukan pemeriksaan IVA dan mendukung pemeriksaan IVA.

Referensi :
Depkes RI (2009). Buku Saku Pencegahan Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara. Jakarta : Bakti Husada

Febri (2010) . http://bidanshop.blogspot.com/2010/03/iva-test.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar